Di Susun
O
L
E
H
Kelompok 1 : v
Alan Jabir
v Citra Sari
v Dela Febrianti
v Faulina
v Fauzia Pakaya
v Ni Putu Ani Pratiwi
v Sulfianti
v
Widya
Ningsi
|
XI
C KEPERAWATAN
SMK NUSANTARA PALU
2013-2014
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan
Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “LABORATORIUM
DARAH”.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Mulok dengan jurusan Keperawatan.
Dan disusun dengan tujuan untuk membantu memperdalam ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan “Laboratorium Darah”.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun, selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Palu, 15 Agustus 2013
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
2
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian
3
B. Jenis-jenis
4
C. Indikasi
9
D. Kontraindikasi
9
E. Persiapan Pasien
10
F. Persiapan alat
11
G. Prosedur Kerja
H. Manfaat
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah (cairan) dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping-keping darah),
leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah).
Fungsi utama
eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel jaringan tubuh dan
mengangkut karbondioksida dari sel jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin
adalah protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Dalam menunjang
diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang baik. Salah
satu pemeriksan laboratorium yang sering digunakan adalah pemeriksaan
hemoglobin.
Pengumpulan
atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin
ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Specimen
darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh
dari darah vena ataupun darah kapiler.
Pembuluh darah
vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung. Pada
umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang
tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh
kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan, oleh karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Karena
dindingnya yang tipis maka plasma dan zat makanan merembes kecairan jaringan
antar sel.
Susunan darah
dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih tua dan
agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Darah
dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadinya
pertukaran gas.
Pemeriksaan
laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit. Agar
hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan
pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra
analitik: persiapan pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel,
penyimpanan sampel, persiapan kertas kerja. Tahap analitik:persiapan alat,
kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil. Tahap pasca analitik:
pencatatan hasil dan pelaporan.
Internasional
Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan pemeriksaan
hemoglobin melalui metode cyanmethehemoglobin.
Cara ini mudah dilakukan karena mempunyai standart yang stabil dan dapat mengukur
semua jenis hemoglobin kecuali sulf hemoglobin.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:
a.
Pengertian pemeriksaan laboratorium darah.
b.
Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah.
c.
Indikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium
darah.
d.
Kontraindikasi yang terjadi pada pemeriksaan
laboratorium darah.
e.
Persiapan pasien pada pemeriksaan laboratorium darah.
f.
Persiapan alat.
g.
Prosedur kerja.
h.
Manfaat pada pemeriksaan laboratorium darah.
C. Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui pengertian, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien,
persiapan alat, prosedur kerja dan manfaat dalam pemeriksaan laboratorium
darah.
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian laboratorium darah
·
Darah
a.
Sel : Ruang lingkup hematologi
-
Eritrosit / RBC
-
Lekosit / WBC
-
Trombosit / PLT (platelet)
b.
Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)
Pemeriksaan darah
lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta oleh
dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di
antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi
Pada lembar hasil
DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah
leukosit, dan hematokrit (perbandingan
antara sel darah merah dan jumlah plasma darah.). Kadang juga
dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung jenis leukosit.
·
Hasil DL yang normal adalah :
a.
Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b.
Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c.
Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d.
Hematokrit : 35 – 45 %
e.
LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
Beberapa contoh
interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun
menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan
terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi
virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara
pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo (suntik) sekitar 2
cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA atau
sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.
B. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah
Nama : Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan untuk mengetahui adanya
anemia,
infeksi dan perubahan jumlah trombosit darah.
b.
Hematologi Lengkap
Nama : Hematologi Lengkap
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan yang lebih lengkap yang
memberikan
informasi tambahan tentang jenis anemia dan
hitung jenis lekosit selain yang tercantum
pada
pemeriksaan hematologi rutin.
c.
LED (Laju Endapan Darah)
Nama : LED (Laju Endapan Darah)
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Westergren
Persiapan
Pasien : -
Keterangan
: Pemeriksaan LED memberikan
informasi adanya
penyakit, infeksi dan adanya
peradangan yang telah
berlangsung lama (kronis) yang
tidak spesifik.
d.
Eosinofil Total
Nama : Eosinofil Total
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : N / A
Persiapan
Pasien : -
Keterangan
: -
e.
Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini di lakukan untuk
menghitung jumlah
Retikulosit (sel darah merah muda).
Peningkatan
jumlah Retikulosit memberi arti
terjadi
peningkatan respons sum-sum tulang
terhadap
kondisi tubuh yang memerlukan lebih
banyak sel
darah merah. Seperti yang terjadi
pada penderita
anemia.
f.
Golongan darah ABO+ Rhesus
Nama : Golongan darah ABO+ Rhesus
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : aglutinasi
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Darah manusia dapat digolongkan
menjadi ABO
dan Rhesus. Tujuan utama pemeriksaan kedua
golongan darah ini untuk mencegah
terjadinya
reaksi yang tidak diinginkan atau bahkan
akibat
fatal pada saat transfusi.
g.
Morfologi Darah Tepi
Nama : Morfologi Darah Tepi
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini brtujuan untuk menilai
adanya
Kelainan morfologi ataupun
kelaianan jumlah sel
darah merah, sel darah putih dan
trombosit darah.
h.
Limfosit Plasma Biru
Nama : Limfosit Plasma Biru
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi
Limfosit
Akibat adanya infeksi dalam tubuh.
i.
Serum Iron
Nama : Serum Iron
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : serum
Metoda : N / A
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar
besi
dalam darah. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk
membedakan anemia akibat menurunnya
kadar
besi dengan anemia lainnya.
j.
TIBC
Nama : TIBC
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : serum
Metoda : N / A
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk
mengetahui
jumlah transferin yang berbeda dalam sirkulasi
darah. TIBC setara dengan total transferin dalam
tubuh.
k.
Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : serum
Metoda : N / A
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk
mengukur
cadangan
besi yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi
persediaan zat
besi total dalam tubuh.
i.
Transferin
Nama : Transferin
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : serum
Metoda : -
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk
menilai kadar b globin (pengikat dan pengangkut zat besi) dalam tubuh.
j.
G6PD
Nama : G6PD
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Enzimatik kolorimetri
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : G6PD merupakan suatu enzim yang
berperan dalam
proses pembentukkan dan perombakkan
sel darah
merah dan berfungsi untuk mencegah
agar sel
darah merah tidak mudah pecah.
Kelainan enzim
G6PD menyebabkan proses pembentukkan dan
perombakkan sel darah merah menjadi tidak
normal
dan mudah pecah.
k.
HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : Elektroforesis
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Analisa HB Elektroforesis merupakan
pemeriksaan
untuk mendeteksi beberapa jenis
Hb/hemoglobin
baik secara kualitatif ataupun
semi-kuantitatif.
Pemeriksaan ini juga mampu
mendeteksi kadar HbA
dan HbA2.
l.
HbA2 Column
Nama : HbA2 Column
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : High Performance Liquid
Chromatography (HPLC)
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Analisa Hb HPLC merupakan pemeriksaan
yang
bersifat kuantitatif untuk HbA2 dan
HbF (%),
serta pemeriksaan untuk mendeteksi
jenis
hemoglobin lainnya (HbS,HbD dan
HbC).
l.
Vitamin B12
Nama : Vitamin B12
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Serum, Plasma K3 EDTA,
Heparin
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : pemeriksaan Vitamin B12 digunakan
untuk
mengetahui kadar Vitamin B12 dalam
darah.
m.
Asam Folat
Nama : Asam Folat
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Serum, Plasma Heparin (Plasma
EDTA tidak boleh
digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan
Pasien : Puasa 12 jam
Keterangan : Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk
mengetahui kadar asam folat dalam
darah.
n.
Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : N / A
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk
mendeteksi
adanya sel LE dalam darah.
o.
Paket Hapusan Darah
Nama : Paket Hapusan Darah
Kelompok
: Hematologi
Subkelompok : -
Jenis
Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry dan Pengecatan
Persiapan
Pasien : -
Keterangan : Gabungan pemeriksaan Hematologi dan
morfologi
darah tepi.
C. Indikasi pemeriksaan laboratorium darah
Indikasi pemeriksaan hematologi:
a.
Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan
perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan
keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh
darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
b.
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin
pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti
diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap
status kesehatan umum.
c.
faal ginjal
d.
faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme,
hal ini dimungkinkan sebab hati menerima darah baik dari sirkulasi system dan
juga dari system porta.
e.
Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang
berfungsi sebagai sumber utama energi di dalam tubuh
f.
HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa
(terglikolasi).
g.
profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam
darah.
Indikasi
Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan
penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
D. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah
Kontraindikasi
Pengambilan Darah Arteri pada pasien
dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit rendah.
E. Persiapan pasien
a.
Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan
berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan
kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.
b.
Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya :
asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan
jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit.
Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga
menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian
hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan
hemostasis.
c.
Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama
pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi
lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah.
Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan
tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan
sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi
serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu
pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada
sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi
antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai
pagi.
d.
Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian
pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah
menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau
etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau
menjadi obyek.
F. Persiapan Alat
a.
Pengambilan darah vena
Persiapan
alat:
o
Bak instrument
o
Spuit 3 atau 5 cc
o
Bengkok
o
Sarung tangan steril
o
Kapas alcohol dalam tempatnya
o
Plester dan gunting plester
o
Karet pembendung vena/ tourniquet
o
Perlak/ kain pengalas
o
Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan
pemeriksaan/ specimen
Lokasi
Pengambilan darah:
o
vena mediana cubiti ( dewasa )
o
vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan
spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
b.
Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Persiapan
alat:
o
Lancet
o
Kapas alcohol
o
Kapas kering
o
Sarung tangan
o
Larutan klorin 0,5 %
o
Pengalas
o
Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB
(HB Sahli),dll.tergantung jenis pemeriksaan.
o
Bengkok
Lokasi Pengambilan darah:
o
ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
o
tumit / ibu jari kaki ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan
spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan
darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
c.
Pengambilan darah EDTA
Persiapan
alat:
o
kapas alkohol
o
diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o
Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
o
kapas steril
o
plester
Reagensia
: EDTA 10%
Lokasi
Pengambilan darah:
o
vena mediana cubiti ( dewasa )
o
vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan
spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel
darah tepi dan hitung jumlah trombosit.
d.
Pengambilan darah SITRAT
Persiapan
alat:
o
kapas alkohol
o
diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o
Tabung reaksi pyrex 10 cc
o
kapas steril
o
plester
Reagensia
: Natrium sitrat 3.8%
Lokasi Pengambilan darah:
o
vena mediana cubiti ( dewasa )
o
vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan
spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan
darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.
G. Prosedur Kerja
a.
Pengambilan darah vena
Pelaksanaan
·
Cuci tangan
·
Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat
yang akan diambil darahnya
·
Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan
karet pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan mengepalkan tangannya.
·
Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol secara sirkuler
·
Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan
kiri
·
Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan,
lalu aspirasi apakah jarum sudah masuk vena
·
Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya
kemudian hisap sesuai kebutuhan.
·
Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan
dengan kapas alcohol dan diplester
·
Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia
(memasukkan agak miring dan tidak terlalu
keras saat menyemprotkannya)
·
Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium
untuk pemeriksaan
·
Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan
diletakkan kedalam bengkok
·
Cuci tangan.
b.
Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Pelaksanaan:
·
Cuci tangan
·
Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan
biarkan menjadi kering kembali
·
Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak
dan di tekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
·
Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari
tusukan tegak lurus dengan garis sidik jari
·
Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan
dipinggir bukan pada sisinya tusukan harus cukup dalam
·
Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas
kering. Tetes darah berikutnya dipakai untuk Pemeriksaan.
·
Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
·
Bereskan alat, buang alat suntik dengan benar.
·
Cuci tangan
c.
Pengambilan darah EDTA
Pelaksanaan:
·
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan
sample darah vena
·
Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang
telah berisi EDTA 10%
·
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien
dan jenis spesimen
d.
Pengambilan darah SITRAT
Pelaksanaan:
·
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan
sample darah vena
·
Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan
kedalam tabung yang telah berisi natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml
·
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien
dan jenis spesimen
H. Manfaat Pemeriksaan
Kegunaan pemeriksaan hematologis:
a)
Menetapkan diagnosis suatu penyakit
b)
Membantu diagnosis suatu penyakit
c)
Untuk follow up sesuatu penyakit
d)
Menetapkan terapi suatu penyakit
e)
Untuk menetapkan prognose dari suatu penyakit
Bab 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan
laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sample dari
penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana,
pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit subklinis,
Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat
menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan, Menyediakan
informasi prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan penyakit,
Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada pasien
maupun klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium
terdapat beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Adapun pemeriksaan
laboratorium khususnya dalam kasus neurobehaviour yakni: pada kasus meningitis
pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan CSF,
pemeriksaan darah dan pemeriksaan serum elektrolit dan glukosa. dan pada kasus
epilepsi dilakukam pemeriksaan laboratorium glukosa,pemeriksaan kadar
elektrolit dan pemeriksaan kalsium dan magnesium. Sedangkan pada kasus
ensefalitis pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaaan
CSF dan pemeriksaan darah lengkap.
B. Saran
Bagi siswa
keperawatan diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang pemeriksaan laboratorium khususnya pada pemeriksaan
laboratorium darah yang berguna bagi profesi dan orang disekitar kita. Serta mengetahui
pemeriksaan khusus guna mengetahui penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
NICE POST
BalasHapusw389w5dmqec359 realistic dildo,black dildos,anal toys,sex chair,vibrators,wolf dildo,anal toys,male masturbator,wolf dildo n837w1xqrrw662
BalasHapusc382m0vnprv371 cheap sex toys,realistic dildo,male sex toys,cheap sex toys,realistic vibrators,wholesale sex toys,Bullets And Eggs,black dildos,prostate massagers z417x1tcdkf648
BalasHapus